Rumah Kos: Healthy Living
Di suatu padatnya lingkungan rumah tinggal, terdapat sebuah kos eksklusif di Kota Bandung. Kos yang didesain arsitek Yohan Tirtawijaya memanfaatkan tanah seluas sekitar 200m2. Tim arsitek Genesis+ menyiasati bagaimana menciptakan hunian kos yang tidak hanya sekadar bangunan dengan ruang kamar standar, namun juga berkontribusi positif terhadap lingkungan.
Sebelumnya, site ini adalah sebuah rumah tua, yang dikembangkan menjadi kos fungsional. Perancangan hingga pembangunan berlangsung sekitar satu tahun yang dikerjakan secara paralel. Ide dasar kos ini selain mengutamakan segi fungsional, namun dapat juga menjadi bangunan yang membaur secara visual. Medium baur tersebut diwujudkan dengan membuat ritme fasad double skin di bagian barat yang digunakan sebagai wadah tanaman rambat. Ketika tanaman tumbuh seutuhnya, ia akan meneduhkan interior dari matahari barat dan dari segi eksterior sebagai vertical landscape. Tanaman vertical juga ditemukan di sisi dinding area parker sebagai ruang hijau dengan sistem susunan pot yang digantung pada tralis besi.
Kos ini terdiri dari empat lantai: lantai dasar sebagai zona semi-publik yaitu area parkir, dapur dan ruang bersama, serta koridor dan tangga. Sedangkan ruang tidur adalah satu-satunya zona privat. Program ruang menjadi tantangan bagi perancangan kos ini. Idealnya, lantai dasar digunakan sebagai area parkir basement, namun karena perkiraan awal kos ini ditujukan bagi pengendara motor, maka jadilah area kamar dan ruang bersama. Lantai 1, 2 dan 3 berfungsi sebagai kamar tidur dengan beberapa di antara disediakan balkon sebagai area jemur. Modul ideal sebuah ruang tidur adalah seluas 3.9 m x 2.5m dengan tempat tidur, kursi, built-in desk, built- in wardrobe, kamar mandi, televisi dan sebuah balkon. Uniknya built-in desk dijadikan satu bersama lemari dengan sistem hanger dengan pintu geser sehingga menghemat ruang.
Cahaya dan Hawa
Perancangan bangunan kos sangat memperhatikan efisiensi, sirkulasi dan fungsionalitas sebuah ruang tidur beserta infrastrukturnya. Kos ini mengaplikasikan penghawaan dan pencahayaan yang baik bagi setiap lima jenis modul ruang tidur. Dengan sistem double loaded corridor di lantai 1, 2 dan 3, setiap lantai memanfaatkan cross-ventilation dan sumber pencahayaan alami yang berasal dari kedua sisi ujung koridor beserta void. Beberapa bidang vertikal yang ditemui setiap kali menaiki tangga koridor, terdapat susunan glass box dan roster yang berfungsi untuk memaksimalkan cahaya luar dan pertukaran udara.
Material kaca dengan lapisan buram yang berada di plafon lantai tiga ditujukan untuk meneruskan cahaya melalui ruang void. Pencahayaan maksimal dan penghawaan alami juga dirancang dalam ruang tidur melalui jendela vertikal dan horizontal. AC menjadi suatu opsi kedua untuk mendinginkan ruang karena pada dasarnya udara Bandung sudah sejuk.
Segi efisiensi ruang salah satunya dirancang melalui alternative dinding kamar mandi yang menggunakan kaca 1 cm. Menurut Yohan, dengan menghemat 14 cm dari 15 cm dinding bata, terdapat ruang lebih untuk furniture dan juga menciptakan ruang gerak manusia yang lebih luas.
Terkadang bangunan kos hanya memperhatikan segi efisiensi ruang, namun tidak peduli terhadap kesehatan penghuni dan pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar. Kos ini mengeksplorasi kebutuhan dasar melalui berbagai jenis modul ruang tidur, akses pencahayaan dan penghawaan, area hijau yang semuanya melalui perancangan timbale balik inside-out